What it’s like to be moslem in middle East and Dutch by prespektif Mr. Nuri Karnaz, MA
What it’s like to be moslem in middle East and Dutch by prespektif Mr. Nuri Karnaz, MA
Ma’had Aly Hasyim Asyari Tebuireng gelar acara seminar internasional bersama Mr. Nuri Karnaz, MA. Diselenggarakan di Kampus Ma’had Aly, Kamis (08/09/2022)
Kegiatan ini di mulai dengan penyampaian susunan acara oleh MC menggunakan bahasa Inggris. Acara ini sukses mendapat respon positif dari para Asatidz ma’had aly tidak lupa juga antusias mahasantri dalam mengikuti acara seminar yang di wakili dari setiap angkatan.
“Alhamdulillah saya di beri kesempatan mengisi seminar ini untuk berbagai ilmu dan mohon maaf saya tidak bisa menggunakan bahasa Arab dan Indonesia.” ujar Mr. Nuri Karnaz,M.A
Pembicara mengawali kata terkait ketertarikannya dengan Islam di Indonesia (Islam Nusantara), hal ini tidak lepas dari cerita sang ayah ketika melakukan ibadah haji di Mekkah berkumpul bersama dengan berbagai umat muslim di dunia, sang ayah berkata : ” the people of the best akhlak and attitude is from indonesia,” dari sinilah Mr. Nuri mulai tertarik dengan indonesia.
Ia menyampaikan 3 negara dengan populasi Muslim terbanyak yang pertama Indonesia, India, dan Pakistan negara-negara inilah yang menggambarkan wajah-wajah Islam. Wajah islam itu bukan Arab tapi it’s look more somebody like you the representatated one.
Belanda, Francis, Spanyol bukanlah Negara Islam tapi sejarah Islam tidak bisa dipisahkan oleh negara -negara di benua Eropa. Jika kita melihat sejarah peninggalan Islam berupa manuskrip dan ideolgi yang memunculkan para filsuf seperti Socrates, mereka juga mendapat pengaruh dari Timur Tengah. Akan tetapi Islam saat ini dianggap sebagai agama pembunuh, agama terorisme, semuanya muncul sebab adanya ideologis yang kita sebut wahabisme, salafis, radikal dan lain sebagainya.
Mr. Nuri Karnaz, M. A mengharapkan agar kita khususnya mahasantri ma’had aly Hasyim Asyari bisa mengubah cara berfikir mereka terkait penyimpangan doktrin Islam. Kita harus sadar, dan kalian adalah wajah islam yang sebenarnya dan harus berani tampil untuk memberikan pemahaman islam wasathiyah, islam yang rahmatan lil’alamin.
Penyebaran Islam ke berbagai wilayah dunia telah memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri daripada Islam yang berkembang di negara Arab. Hal ini dapat dipahami karena Islam berkembang mengikuti realitas kehidupan negaranya, dengan nuansa budaya yang beragam serta memiliki orientasi kepada pengembangan aspek sosio-kultural. Antara Islam dan realitas, meniscayakan adanya dialog yang terus berlangsung secara dinamis.
“Saya tidak pernah melihat tradisi maulid nabi sebesar di Indonesia sampai 30 hari dan mereka ke masjid dengan menyalakan obor-obor ” tegas pria muda di tengah pembicaraannya.
Selanjutnya, pria asal Belanda ini berpesan bahwa hubungan Internasional Middle East -Belanda- Indonesia tidak bisa terlepas dari sejarah walaupun sekarang kenyataan nya berbeda. tugas kita bukan menyalahkan sejarah tapi tugas kita adalah tahu tentang sejarah kita.
Kontributor : Erik Setiawan
Editor : Syofiatul Hasanah