Blog

Penuh Makna! Sarasehan Hari Pahlawan Hadirkan Diskusi Lintas Agama

Img20231113221033
Berita

Penuh Makna! Sarasehan Hari Pahlawan Hadirkan Diskusi Lintas Agama

DEMA Ma’had Aly Hasyim Asy’ari bersama SKKJ (Sekolah Kebangsaan Kab. Jombang) gelar acara Sarasehan Hari Pahlawan. Acara yang diadakan pada Senin, 13 November 2023 itu bertempat di Kawasan Makam Gus Dur, Tebuireng. Sarasehan kali ini didatangi Dr. Mohammad Anang Firdaus, SA.,M.Pd.I (Dosen Ma’had Aly) dan H. Zulfikar Damam (Tokoh Pemuda Jombang) sebagai pembicara utama. “Membangun Gerakan Anak Muda Menuju Indonesia Emas”, merupakan tema acara ini, yang termasuk dari perhelatan Panggung Seni dan Budaya Kab. Jombang.

“Semoga forum-forum seperti ini selalu dan tumbuh diminati anak-anak muda, karena bukan berarti selesai dengan duduk bersama, namun bersama-sama selalu bergerak dan berjuang bersama”, ungkap Farhan Syahputra, Presma Ma’had Aly Hasyim Asy’ari, pada sambutan Sarasehan Hari Pahlawan.

Dalam forum diskusi ini, selain diramaikan oleh Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari juga kedatangan sejumlah tokoh lintas agama. Tokoh Tionghoa, Buddha, dan Kristen duduk setara dan bersama mengikuti diskusi Sarasehan ini.

“Nasionalisme yang diperjuangkan santri-santri dahulu, kata Pak Dosen telah dipupuk dalam waktu yang tidak singkat, maka bagaimana anak-anak muda sekarang juga memiliki rasa nasionalisme seperti itu?”, tanya Cik Hua, wanita sepuh dari tokoh Tionghoa, kepada Dr. Anang dalam diskusi tersebut.

Sarasehan Hari Pahlawan yang diselenggarakan kali ini memang dilatarbelakangi oleh kecenderungan anak muda yang seakan abai dengan nasib bangsa, abai untuk melangkah demi masa depan negara. Maka, dengan harapan yang dibawa para pahlawan dahulu diharapkan semangat kejuangan anak-anak muda semakin bertambah kuat, bermental kuat. Sebagaimana ungkap kang Alif Pasifiqi, sebagai moderator dalam Opening Speech.

“Karena semua pasti baik-baik saja asal dengan Aswaja”, kata H. Zulfikar Damam menggelitik para audien diskusi. “Aswaja, asal wajar-wajar saja”, tambahnya yang disambut gelak tawa.

Diskusi kali ini ditutup oleh argumen Dr. Anang, ia mengatakan, “Para pahlawan dahulu, para pejuang dahulu, para tokoh agama dahulu memerdekakan Indonesia karena adanya perintah agama. Maka, yang perlu kita ambil adalah rasa nasionalisme atas dasar agama dan beragama di atas nasionalisme”. Acara diakhiri dengan ramah tamah dan berfoto bersama.

Kontributor: Hasan Munadi