Lebih Dari 150 Mahasiswa IAIN Kudus Berkunjung ke MAHA!

Rabu, (22/05/2024) Ma’had Aly Hasyim Asy’ari (MAHA) kedatangan tamu dari Institut Agama Islam Negeri Kudus (IAIN Kudus). Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian kerja sama (Memorandum of Agreement Agreement/MoA) yang baru saja ditandatangani pada hari sebelumnya, Selasa, (21/05/2024).

Kali ini IAIN Kudus membawa para dosen, tenaga pendidik, serta mahasiswa/i sebanyak 124 mahasiswa/i dari program studi Ilmu al-Quran dan Tafsir (IAT) dan 33 mahasiswa/i dari program studi Ilmu Hadis guna melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL).

Dr. Abdul Karim S.S., M.A., selaku perwakilan dari pihak IAIN Kudus menyampaikan dalam sambutannya, bahwa MAHA menjadi pilihan IAIN Kudus sebagai tempat dilaksanakannya PKL karena dinilai mapan dalam penguasaan turots. Harapannya, kegiatan ini dapat menumbuhkan ketertarikan mahasiswa/i IAIN Kudus terhadap kajian turots yang kemudian dapat diintegritaskan dengan metodologi modern nantinya.

Dalam sambutannya, Mudir MAHA KH. Achmad Roziqi, Lc., M.H.I. menilai kerja sama antara IAIN Kudus dengan MAHA merupakan kerja sama yang mubarokah. “Oleh karena itu, kemarin saya sampaikan bahwa ‘perkawinan’ (kerja sama) ini merupakan perkawinan yang penuh keberkahan,” ucapnya.

Menurutnya, dengan kegiatan semacam ini mahasantri yang berada di pesantren dapat mengetahui lebih mendalam mengenai tradisi kajian hadis dan ilmu hadis ala IAIN, begitu juga sebaliknya. Beliau juga menyampaikan apabila metodologi barat dalam mengkaji hadis yang telah dipelajari mahasiswa/i di IAIN dikolaborasikan dengan metodologi turots di pesantren, maka akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa ke depannya.

Di akhir sambutannya, KH. Roziqi menyampaikan harapan besarnya untuk MAHA dan IAIN Kudus. “Sekali lagi saya harap MoU dan MoA yang sudah kita tanda tangani bersama, dapat kita manfaatkan betul selama 5 tahun ini sesuai dengan durasi yang ada dan InsyaAllah akan kita perpanjang terus,” terang Mudir MAHA tersebut.

Memasuki acara inti diisi oleh Wakil Mudir Bidang Akademik MAHA, Dr. Mohamad Anang Firdaus, S.A., M. Pd.I. Beliau memulai pemaparannya dengan mengungkapkan bahwa kajian hadis di Nusantara ternyata sudah ada sejak abad ke-17.

Beliau juga menjelaskan bahwa corak pesantren dahulu cenderung fokus pada fikih, bukan hadis. Namun kemudian, di abad ke-19, pesantren yang mulanya bercorak fikih tersebut mulai beralih kepada corak kajian hadis. Hal itu bermula sebab kepulangan Hadratussyaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari dari Mekkah yang membawa sanad hadis dari gurunya, KH. Mahfudz At-Tarmasi.

Dr. Anang juga mengutip hadis yang termaktub dalam salah satu kitab Hadratussyaikh. Hadis tersebut mengandung motivasi untuk para pengkaji hadis yang akan mendapat rahmat dari Allah.

“Dalam salah satu kitabnya, Hadratussyaikh mencantumkan satu hadis yang dapat membangkitkan semangat kita dalam mengkaji hadis, ‘قال رسول الله ﷺ: «اللهم ارحم خلفائي»، قلنا: يا رسول الله، وما خلفاؤك؟ قال: الذين يرون أحاديث ويعلمونها الناس’. Hadis ini menjadi salah satu motivasi Hadratussyaikh dan saya kira juga untuk kita semua di sini yang memang mempelajari hadis Nabi. Dengan mengamini hadis tadi, semoga saja setiap detik yang kita lalui saat ini mampu membawa kita semua masuk dalam kategori orang-orang yang mendapatkan doa Nabi Muhammad SAW. tersebut,” jelas Dr. Anang.

Beliau juga menceritakan bahwa Syaikh Shiddiq Kudus pernah mengkaji hadis Shohih Bukhori kepada Hadratussyaikh langsung. Syaikh Shiddiq mengkaji hadis Shohih Bukhori kepada Hadratussyaikh dengan dua kali khataman.

Kemudian Dr. Anang juga mengungkapkan bahwa metode Tahammul al-Hadis wa al-Adaa’ yang dipakai Hadratussyaikh dahulu adalah metode ijazah, yang kedua simaan, dan yang ketiga qiraah ‘ala syeikh (sorogan). Ketiga metode tersebut tetap eksis di Pesantren Tebuireng hingga saat ini. Setelah berbincang-bincang banyak, moderator mempersilahkan mahasiswa/i IAIN Kudus untuk tanya jawab bersama Dr. Anang yang menjadi penutup kegiatan PKL tersebut.

Kontributor: Mawil Hasanah A.

Editor: Syifa’ Q.