Blog

Polemik Film Vina dan Qurban Via Aplikasi, Bagaimana Hukumnya?

Whatsapp Image 2024 09 05 At 20.55.54
Diskusi Publik

Polemik Film Vina dan Qurban Via Aplikasi, Bagaimana Hukumnya?

Senin, (02/09/2024) Bahtsul Masail se-Tebuireng Raya sukses digelar di Ma’had Aly Hasyim Asy’ari (MAHA). Meskipun memakai kata “Se-Tebuireng Raya”, namun acara yang diprakarsai oleh Forum Bahtsul Masail (FBM) MAHA ini turut mengundang delegasi ke beberapa pondok di luar wilayah Tebuireng. Di antaranya, PP Alhudaya (Kwaron), PP Tarbiyatunnasyiin (Pacul Gowang) serta PP Fathul Ulum (Puton-Ngoro), dan yang lainnya.

Tercatat ada sekitar 16 undangan dengan jumlah partisipan kurang lebih 48 orang. Ada beberapa tujuan diadakannya acara ini, di antaranya ialah untuk mencari ilmu, memecahkan bersama permasalahan yang ada, dan untuk menjalin silaturahmi antar pesantren.

Selain itu, acara ini dimoderatori oleh Ustadz A. Shiddiqur Razaq dan notulen, Moh. Wildan Husin. Dari jajaran perumus terdapat Ustadz M. Suprihatin dan Ustadz Ahmad Washil Syahir, pun dihadiri oleh mushohih yakni Kyai Mahfudz Ali Amari.

Pembahasan yang diangkat sangat menarik, yakni respon hukum (Fiqh) terhadap film yang berkonsep seperti Film Vina Sebelum Tujuh Hari dan hukum berkurban melalui e-commerce atau shoppe.

Berbagai tanggapan musyawirin tampak beragam dan sengit yang tentunya disertai dengan beberapa tendensi dari berbagai kitab salaf maupun kontemporer. Musyawarah yang sengit itu pun diakhiri pada pukul 23.00 WIB dengan hasil yang langsung ditutup dengan pembacaan al-Fatihah oleh Kyai Mahfudz Ali Amari selaku mushohih pada acara tersebut.

Berikut keputusan yang dihasilkan dari forum tersebut:

Pembuatan Film Pembunuhan

Deskripsi masalah:

Belakangan ini marak pembuatan film yang diambil dari kasus/cerita hidup seseorang (based on true story). Sayangnya, seringkali kasus yang difilmkan adalah kasus yang banyak memiliki problem, seperti Film Vina yang berisi kasus pembunuhan, arwah gentayangan, pelecehan, dsb yang diperagakan persis seperti apa yang terjadi.

Hal ini banyak memicu kontra seperti ketika kasus tersebut diperfilmkan, film tersebut sama saja menayangkan semua perilaku dan cerita hidup korban bahkan semua aib korban dipertontonkan. Mirisnya, keluarga korban menyetujui pembuatan film dan membantu mengisi skrip alur cerita. Pembuatan film ini dianggap bisa berguna untuk mencari sebagian pelaku dalam kasus tersebut yang saat ini masih belum ditemukan.

Pertanyaan:

  1. Apakah diperbolehkan membuat Film seperti deskripsi di atas?

Jawaban:

  1. Tidak diperbolehkan, karena mengandung beberapa unsur; ghibah dan tidak termasuk kedalam hal-hal yang memperbolehkannya (musawwigh ghibah), bohong (kidzb), serta menampakkan hal yang tidak boleh ditampakkan (ibdau ma la yajuzu ibdauhu)

Ibarot:

إحياء علوم الدين (3/ 144)

 بيان أن الغيبة لا تقتصر على اللسان  اعلم أن الذكر باللسان إنما حرم لأن فيه تفهيم الغير نقصان أخيك وتعريفه بما يكرهه فالتعريض به كالتصريح والفعل فيه كالقول والإشارة والإيماء والغمز والهمز والكتابة والحركة وكل ما يفهم المقصود فهو داخل في الغيبة وهو حرام

إسعاد الرفيق و بغية الصديق ج ٢ ص ٧٢ ط الحرمين

الرابع تحذير المسلمين من الشر ونصحهم كجرح الرواة والشهود والمصنفين والمتصدين لإفتاء أو علم أو قراءة مع عدم أهلية أو مع نحو فسق أو بدعة وهم دعاة اليها ولو سرا فتجوز اجماعا بل تجب وكأن يشير وإن لم يستشر على مريد تزوج أو مخالطة لغيره في أمر ديني أو دنيوي وقد علم في ذلك الغير قبيحا منفرا كفسق أو بدعة أو طمع أو غري ذلك كفقر في الزوج بترك تزوجه ثم إن اكتفى بنحو لا يصلح لك لم يزد عليه, وإن توقف على ذكر عيب ذكره بلا زيادة كإباحة ميتة لمضطر ولا بد أن يقصد بذلك بذل النصيحة لله دون حظ آخر وكثيرا ما يغفل عن ذلك ومن ذلك أن يعلم في ذى ولاية قادحا فيجب عليه ذكر ذلك لمن يقدر على عزله وتولية غيره أو على نصحه وحثه على الإستقامة.

كتاب الأذكار للنووي 531

الرابع: تحذير المسلمين من الشرّ ونصيحتهم، وذلك من وجوه: منها جرح المجروحين من الرواة للحديث والشهود، وذلك جائز بإجماع المسلمين، بل واجب للحاجة. ومننها ما استشارك إنسان في مصاهرته أو مشاركته أو إيداعه أو الإِيداع عنده أو معاملته بغير ذلك وجب عليك أن تذكر له ما تعلمه منه على جهة النصيحة، فإن حصل الغرض بمجرّد قولك لا تصلحُ لك معاملتُه أو مصاهرُته أو لا تفعلْ هذا أو نحو ذلك لم تجز الزيادةُ بذكر المساوىء، وإن لم يحصل الغرض إلا بالتصريح بعينه فاذكره بصريحه.

إتحاف السادة المتقين بشرح إحياء علوم الدين 7/555

الرابع : تحذير المسلم من الشر فإذا رأيت فقيها يتردد إلى مبتدع ، أو فاسق ، وخفت أن تتعدى إليه بدعته وفسقه فلك أن تكشف له بدعته وفسقه مهما كان الباعث لك الخوف عليه من سراية البدعة والفسق لا غيره ، وذلك موضع الغرور إذ قد يكون الحسد هو الباعث ويلبس الشيطان ذلك بإظهار الشفقة على الخلق وكذلك من اشترى مملوكا ، وقد عرفت المملوك بالسرقة أو بالفسق ، أو بعيب آخر ، فلك أن تذكر ذلك ؛ فإن سكوتك ضرر المشتري ، وفي ذكرك ضرر العبد والمشتري أولى بمراعاة جانبه وكذلك المزكي إذا سئل عن الشاهد ، فله الطعن فيه إن علم مطعنا وكذلك المستشار في التزويج وإيداع الأمانة له أن يذكر ما يعرفه على قصد النصح للمستشير لا على قصد الوقيعة فإن علم أنه يترك التزويج بمجرد قوله : لا تصلح لك ، فهو الواجب وفيه الكفاية ، وإن علم أنه لا ينزجر إلا بالتصريح بعيبه ، فله أن يصرح به إذ ، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أترعوون : عن ذكر الفاجر ؟ اهتكوه حتى يعرفه الناس اذكروه بما فيه حتى يحذره الناس

إعانة الطالبين على حل ألفاظ فتح المعين (3/ 299)

 قوله: لا في نحو ‌مرآة أي لا يحرم نظره لها في نحو ‌مرآة كماء وذلك لأنه لم يرها فيها وإنما رأى مثالها. ويؤيده قولهم لو علق طلاقها برؤيتها لم يحنث برؤية خيالها والمرأة مثله فلا يحرم نظرها له في ذلك. قال في التحفة: ومحل ذلك، كما هو ظاهر، حيص لم يخش فتنة ولا شهوة

يسألونك فى الدين والحياة الجزء الاول ص 644-645

السؤال هل مشاهدة السينما حرام ؟ ومارأي علماء الأزهر الشريف فى ذلك ؟ الجواب السينما لون من ألوان التمثيل المعروف بين الناس وإن كانت السينما تعتمد على الصورة أكثر من المسرح والمراد من التمثيل كما يقرره أهلوه هو عرض مشاهد الحياة والأحياء بصورة تحليلية بقصد تجسيم الأخطاء لتجنبها وتمجيد الفضائل للاستمساك بها وضرب الأمثال والعبر بطريق فني لا يظهر فيها الوعظ أو الإرشاد إلا بطريق الإيجاء أو بطريق غبر مباشر – الى ان قال – أما إذاتضمن التمثيل سواء أكان سينمائيا أو مسرحيا إثارة للغرائر أو تهجما على العقائد أو تطاولا على الفضائل أو تحبيبا فى الرذائل أو عرضا لما لا يجوز عرضه أو إبداؤه أو كشفه فإن التمثيل فى هذا الوضع يكون حراما لأنه يؤدي إلى الفساد أو الشر وما يؤدي إلى الحرام فهو حرام أخذا بالمبدأ المعروف فى الدين وهو مبدأ سد الذرائع

(هذا حلال وهذا حرام, 197-199)

تَقُوْمُ صِنَاعَةُ السِّيْنِمَا وَالْمَسْرَحِ أَسَاسًا عَلَى الْفَنِّ الْقَصَصِيِّ-إِلَى أَنْ قَالَ-فَالْخُلاصَةُ: أَنَّ التَّمْثِيْلَ الْمَسْرَحِيَّ الْهَادِفَ نَحْوَ اْلإِصْلاَحِ وَغَيْرَ الْمُتَعَارِضِ مَعَ الشَّرِيْعَةِ وَالَّذِيْ يَخْلُوْ مِنَ الْمُحَرَّمَاتِ حَلاَلٌ إِذَا لَمْ يَكُنْ وَسِيْلَةً لِتَعْطِيْلِ الْفَرَائِضِ أَمَّا التَّمْثِيْلُ السِّيْنِمَائِيُّ فَلَيْسَ بِحَلالٍ لاَ صِنَاعَةً وَلاَ مُشَاهَدًة اهـ .

هذا حلال وهذا حرام ص: 150-152

أولا -أن القصص الخيالية وهي لون من الكذب باعتبارها ليست تعبيرا عن واقع حدث بالفعل وإنما تنسج على هوى الكاتب لتصوير فكرة ذات هدف من ابتكاره هو ومن اختلاق خياله فحكمها الشرعي إذن يخضع لحكم الإخبار عن غير الواقع (الكذب) وما يباح منه وما لا يباح وقد أخرج مسلم عن أم كلثوم بنت عقبة بن أبي معيط أنها سمعت رسول الله ( يقول : “ليس الكذاب الذي يصلح بين الناس ويقول خيرا وينمي خيرا” قال ابن شهاب : لم أسمع يرخص في شيئ مما يقول الناس كذبا إلا في ثلاث : الحرب والإصلاح بين الناس وحديث الرجل امرأته وحديث المرأة زوجها

Qurban Via Aplikasi

Deskripsi masalah:

Perusahaan E-commerce seperti Shopee menawarkan layanan kurban online bagi umat muslim yang ingin merayakan Hari Raya Idul Adha 1443 H dengan mudah dan aman. Kurban online menjadi salah satu solusi bagi masyarakat yang ingin berkurban dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan di tengah pandemi COVID-19. Tujuannya ialah agar fitur qurban ini bisa membantu lebih banyak masyarakat yang membutuhkan di berbagai pelosok negeri, termasuk yatim dan duafa, sekaligus turut membantu para peternak lokal tetap dapat menjalankan bisnis ditengah pandemi.

Selain mudah dan aman, pengguna juga tidak perlu khawatir atas penyaluran daging kurban yang dibeli melalui Shopee, karena Shoopee telah bekerja sama dengan mitra penyalur kurban terpercaya. Ada sekitar 10 mitra lembaga penyalur kurban yang telah digandeng Shopee, antara lain: Baznas, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, EcoQurban(Kita Bisa), Inisiatif Zakat Indonesia, LAZ Al-Azhar, Nu Care Lazisnu, PKPU Human Initiative, Yayasan Berkah Nusantara dan Rumah Yatim untuk mengoptimalkan kurban online ini.

Untuk berkurban secara online, pengguna dapat membuka aplikasi Shopee, kemudian memilih Shopee Barokah pada home page aplikasi, lalu klik Berbagi Berkah, dan klik banner Shopee Berkurban. Selanjutnya, pengguna bisa memilih hewan kurban dan tipe penyaluran daging qurban, dengan pilihan kambing standar (23-28 kg), kambing medium (27-30 kg), 1/7 sapi, seluruh sapi (190-300 kg), serta memilih lembaga penyalur kurban, seperti Baznas, Dompet Dhuafa dll, kemudian memilih tipe penyaluran daging kurban dalam kemasan Rendang Kambing Kaleng, Kornet Sapi Kaleng, Kornet Kambing Kaleng dan Abon Sapi.

Setelah memilih hewan dan lembaga penyalur kurban, pengkurban dapat memilih metode pembayaran yang diinginkan dari puluhan opsi. Penkurban juga bisa mendapatkan potongan harga hingga Rp250,000. Terakhir, Shopee akan mengirimkan bukti bayar dan sertifikat kurban bagi pembeli melalui email setelah transaksi selesai. Semua kegiatan kurban akan didokumentasikan secara rinci, mulai dari pengecekan kesehatan hewan kurban, proses pemotongan hingga daerah distribusi. Pihak E-commerce juga akan mengirimkan sertifikat digital pembelian hewan kurban untuk pembeli melalui pusat notifikasi dan email sebagai tanda bukti.

Keterangan:

1. Pekurban menyerahkan uang ke pihak shopee untuk melakukan ibadah kurbannya, di sini pekurban mewakilkan pembelian dan pembayaran hewannya kepada pihak shopee.

2. Pihak shopee sebagai wakil dari pekurban membeli hewan kurban ke peternak (mitrakurban) dengan spesifikasi dan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya dengan pekurban pada saat pekurban memesan dan memilih atau menentukan hewan kurbannya.

3. Peternak (mitra kurban) menyerahkan hewan kurban ke pihak shopee pada waktu yang telah ditentukan (disepakati bersama) oleh peternak dan pihak shopee.

4. Pihak shopee mewakili pekurban dalam menyalurkan (mendistribusikan) hewan kurbannya kepada masyarakat, karena pihak shopee masih mewakili pekurban dalam pelaksanaan ibadah kurbannya.

Pertanyaan:

  1. Bagaimana hukum melakukan kurban via E-Commerce sebagaimana dalam deskripsi?

Jawaban:

  1. Sah dan diperbolehkan. Adapun terkait memberikan daging dalam keadaan matang, maka terdapat khilaf di antara ulama. Al-Ashah, tidak boleh, sedangkan Muqabilul Ashah diperbolehkan, sebab cukup dengan iraqatu dam biniyatil qurbah.

Ibarot:

إعانة الطالبين (2/ 335)

سُئِلَ رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى جَرَتْ عَادَةُ أَهْلِ بَلَدٍ جَاوَى عَلَى تَوْكِيلِ مَنْ يَشْتَرِي لَهُمْ النِّعَمَ فِي مَكَّةَ لِلْعَقِيقَةِ أَوْ الْأُضْحِيَّةِ وَيَذْبَحُهُ فِي مَكَّةَ وَالْحَالُ أَنَّ مَنْ يَعُقُّ أَوْ يُضَحِّي عَنْهُ فِي بَلَدٍ جَاوَى فَهَلْ يَصِحُّ ذَلِكَ أَوْ لَا أَفْتُونَا ( الجواب ) نعم يصح ذلك ويجوز التوكيل في شراء الأضحية والعقيقة وفي ذبحها وَلَوْ بِبَلَدٍ غَيْرِ بَلَدِ الْمُضَحِّي وَالْعَاقِّ كَمَا أَطْلَقُوهُ فَقَدْ صَرَّحَ أَئِمَّتُنَا بِجَوَازِ تَوْكِيلِ مَنْ تَحِلُّ ذَبِيحَتُهُ فِي ذَبْحِ الْأُضْحِيَّةِ وَصَرَّحُوا بِجَوَازِ التَّوْكِيلِ أَوْ الْوَصِيَّةِ فِي شِرَاءِ النَّعَمِ وَذَبْحِهَا وَأَنَّهُ يُسْتَحَبُّ حُضُورُ الْمُضَحِّي أُضْحِيَّتَهُ وَلَا يَجِبُ وألحقوا العقيقة في الأحكام بالأضحية إلا ما استثني وَلَيْسَ هَذَا مِمَّا اسْتَثْنَوْهُ فَيَكُونُ حُكْمُهُ حُكْمَ الْأُضْحِيَّةِ فِي ذَلِكَ وَبَيَّنُوا تَفَارِيعَ هَذِهِ الْمَسْأَلَةِ فِي كُلٍّ مِنْ بَابِ الْوَكَالَةِ وَالْإِجَارَةِ فَرَاجِعْهُ وَقَدْ كَانَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ يَبْعَثُ الْهَدْيَ مِنَ الْمَدِينَةِ يَذْبَحُ لَهُ بِمَكَّةَ ففي الصحيحين قالت عائشة رضي الله عنها أنا قتلت قلائد هدي رسول الله صلى الله عليه وسلم بيدي ثم قلدها النبي صلى الله عليه وسلم بيده ثم بعث بها مع أبي بكر رضي الله عنه وبالجملة فكلام أئمتنا يفيد صحة ما ذكر تصريحا وتلويحا متونا وشروحا والله أعلم اه

(الباجورى جز 2 ص : 302)

وَيُشْتَرَطُ فِى اللَّحْمِ انْ يَكُونُ نَيَّأً لِيَتَصَرَّفَ فِيهِ مَنْ يَأْخُذُهُ بِمَا شَاءَ مِنْ بَيْعٍ وَغَيْرِهِ

إعانة الطالبين – ج 2 / ص 333

ويجب التصدق ولو على فقير واحد بشيء نيئا ولو يسيرا من المتطوع وَالْأَفْضَلُ التَّصَدُّقُ بَكَاهُ الَا لُقَمًا يَتَبَرَّكُ بَاكِلُهَا. وَقَوْلُهُ نِيئًا اىْ لِيَتَصَرَّفَ فِيهِ الْمِسْكِينُ بِمَا شَاءَ مِنْ بَيْعٍ وَغَيْرِهِ فَلَا يَكْفِي جَعْلُهُ طَعَامًا وَدُعَاءُ الْفَقِيرِ الْيَهِ لان حقه في تملكه لا في اكله

نهاية المحتاج

وَيَجِبُ دَفْعُ الْقَدْرِ الْوَاجِبِ نِيئًا لَا قَدِيدًا ، وَالْأَوْجَهُ عَدَمُ الِاكْتِفَاءِ بِالشَّحْمِ إذْ لَا يُسَمَّى لَحْمًا ، وَلِلْفَقِيرِ التَّصَرُّفُ فِي الْمَأْخُوذِ بِبَيْعٍ وَغَيْرِهِ : أَيْ لِمُسْلِمٍ كَمَا عُلِمَ مِمَّا مَرَّ وَيَأْتِي وَلَوْ أَكَلَ الْجَمِيعَ أَوْ أَهْدَاهُ غَرِمَ مَا يَنْطَلِقُ عَلَيْهِ الِاسْمُ وَيَأْخُذُ بِثَمَنِهِ شِقْصًا إنْ أَمْكَنَ وَإِلَّا فَلَا ، وَلَهُ تَأْخِيرُهُ عَنْ الْوَقْتِ لَا الْأَكْلُ مِنْهُ .وَمُقَابِلُ الْأَصَحِّ لَا يَجِبُ التَّصَدُّقُ ، وَيَكْفِي فِي الثَّوَابِ إرَاقَةُ الدَّمِ بِنِيَّةِ الْقُرْبَةِ

بغية المسترشدين (ص: 304)

(مسألة) : قال في التحفة : لو قال لغيره اشتر لي كذا بكذا ولم يعطه شيئاً فاشتراه له به وقع للموكل وكان الثمن قرضاً له فيرد بدله ، وقياسه أنه يكفي : ضحّ عني ويكون ذلك متضمناً لاقتراضه منه ما يجزي أضحية ، أي أقل مجزىء لأنه المحقق ، ولإذنه له في ذبحها عنه بالنية منه

بغية المسترشدين (ص: 310)

(مسألة : ي) : لا يصح توكيل غيره فيما وكل فيه ، إلا أن يأذن له الموكل ، أو لا تليق به مباشرته ، أو لا يحسنه ، أو يشق عليه مشقة لا تحتمل أو يعجز عنه ، وعلمه الموكل في الكل ، ويجب على الوكيل موافقة ما عين له الموكل من زمان ومكان وجنس ثمن ، وقدره كالأجل والحلول وغيرها ، أو دلت عليه قرينة قوية من كلام الموكل أو عرف أهل ناحيته ، فإن لم يكن شيء من ذلك لزمه العمل بالأحوط

Kontributor: Muhammad Badar Laduni

Editor: Syifa’