Dr. Basnang Tekankan Lulusan Pesantren Ikuti Jejak Hadratussyaikh
Dr. Basnang Tekankan Lulusan Pesantren Ikuti Jejak Hadratussyaikh
Ahad, (15/09/24) Ma’had Aly Hasyim Asy’ari (MAHA) sukses gelar acara Rapat Senat Terbuka Wisuda Marhalah U;a (M1) Takhassus Hadis dan Ilmu Hadis yang ke-10, acara ini berlangsung di halaman MAHA. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, setiap pelaksanaan wisuda selalu ada Orasi Ilmiah. Orasi Ilmiah pada wisuda tahun ini dibawakan oleh Direktur PD Pontren Kementerian Agama RI Dr. H. Basnang Said, M. Ag.
Dalam orasinya, Dr. Basnang memaparkan bahwa pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo diresmikanlah Hari Santri setiap tanggal 22 Oktober. Menurut Dr. Basnang, peresmian Hari Santri tersebut terinspirasi dari Resolusi Jihad yang embrionya adalah Fatwa Jihad Hadratussyaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari.
“Setiap tanggal 22 Oktober, kita mengenang Hari Santri dan itu adalah melanjutkan apa yang pernah diimpikan oleh Hadratussyaikh yang tertuang dalam Resolusi Jihad bahwa siapapun yang tinggal di radius 90 KM dari pusat peperangan Surabaya harus membela tanah air Indonesia,” ungkapnya.
Dr. Basnang kemudian mengungkapkan bahwa untuk menghormati perjuangan para ulama dan santri, terutama jasa Hadratussyaikh, maka tidak cukup hanya dengan selebrasi Hari Santri saja. Maka digagas penghormatan yang lebih monumental, salah satunya adalah dengan melahirkan Undang-Undang mengenai Pesantren yang tertuang dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2019.
“Apakah hanya sampai dengan Hari Santri?. Tentu tidak, harus ada yang lebih monumental untuk mengenang jasa-jasa pesantren hingga jasa-jasa para ulama’ yang telah memperjuangkan bangsa dan tanah air yang kita cintai ini. Oleh karena itu, pada tahun 2017 dicoba digagas sebuah draft undang-undang untuk pesantren, yang kemudian kelak namanya adalah Undang-Undang No.18 tahun 2019 tentang Pesantren,” jelasnya.
Dengan sebab jasa-jasa luar biasa dari Hadratussyaikh untuk bangsa, Dr. Basnang dalam orasinya kemudian menekankan lulusan pesantren agar dapat mengikuti jejak pahlawan bangsa tersebut.
Dr. Basnang mengatakan, “Mungkin ke depannya, penting menjadi pertimbangan sebelum mereka (Lulusan pesantren) dinyatakan lulus dari pesantren, khususnya lulusan Ma’had Aly Hasyim Asy’ari, mereka harus memahami seperti apa perjuangan Hadratussyaikh, seperti apa kitab-kitab yang telah disusun oleh Hadratussyaikh, sehingga Hadratussyaikh dapat menginspirasi bangsa, agama, dan negara. Hari ini kita bukan negara agama, tapi kita adalah negara penuh damai. Melalui keputusan Muktamar NU Tahun 1936, menyatakan bahwa Indonesia bukanlah daar al-islam, tapi Indonesia adalah daar as-salam. Siapa yang menginspirasi keputusan itu?. Lagi-lagi, semua itu terinspirasi dari Hadratussyaikh,” pungkas Direktur PD Pontren Kementerian Agama RI tersebut dengan lantang.
Kontributor: Irma Khumairoh
Editor: Syifa’ Q.