Diskusi Menarik Kajian Hadis MAHA: Bedah Buku “Dari Aborsi Sampai Childfree” Mengkaji Hadis tentang Gender dan Isu-Isu Kontemporer
Diskusi Menarik Kajian Hadis MAHA: Bedah Buku “Dari Aborsi Sampai Childfree” Mengkaji Hadis tentang Gender dan Isu-Isu Kontemporer
Kajian Hadis Ma’had Aly Hasyim Asy’ari (MAHA) gelar acara bedah buku via zoom meeting pada Jum’at, (22/11/2024). Dengan tema “Diskusi dan Bedah Buku: Dari Aborsi Sampai Childfree, Bagaimana Mubadalah Berbicara?”, acara bedah buku tersebut mengundang para mahasantri MAHA dan masyarakat umum. Lebih lanjut, acara ini bertujuan mengajak para peserta mendalami reaktualisasi hadis dalam menghadapi problematika feminisme dan kesetaraan gender.
Bedah buku “Dari Aborsi Sampai Childfree, Bagaimana Mubadalah Berbicara?” ini menghadirkan langsung penulisnya, Dr. Faqihuddin Abdul Qodir, yang dikenal sebagai penggagas konsep mubadalah. Selain Dr. Faqih, acara yang diselenggarakan Kajian Hadis MAHA bekerja sama dengan Afkaruna dan Mubadalah.id tersebut juga menghadirkan dua narasumber lainnya, yakni Dr. Amrulloh, Lc., M.Th.I., Dosen MAHA dan Penulis Buku Imam al-Bukhari dan Kontak Lintas Aliran dalam Periwayatan Hadis, serta Munawara, M.I.Kom., Redaktur Media Tebuireng sekaligus Dosen KPI Universitas Hasyim Asy’ari (UNHASY).
Acara dibuka oleh Mudir MAHA, Dr. KH. Achmad Roziqi, Lc., M.H.I. Meski tidak dapat mengikuti acara hingga selesai, Dr. KH. Achmad Roziqi memberikan sambutannya dengan hangat dan mengapresiasi terselenggaranya bedah buku yang diprakarsai oleh Kajian Hadis MAHA tersebut. Setelah itu, acara bedah buku ini dilanjutkan dengan pemaparan narasumber, hingga sesi tanya jawab di akhir.
Sebagai narasumber utama, Dr. Faqih atau akrab disapa Kang Faqih memaparkan konsep mubadalah dalam 30 menit pertama. Beliau menjelaskan dasar-dasar kerja konsep ini, tujuan yang ingin dicapai, alat analisis, hingga contoh-contoh praktis untuk menyelesaikan isu kesetaraan gender melalui perspektif mubadalah. Paparannya memberikan pemahaman mendalam mengenai bagaimana Islam dapat memberikan solusi atas persoalan yang sering dianggap kompleks.
Sedangkan narasumber kedua, Dr. Amrullah, memulai paparannya dengan mengapresiasi acara bedah buku Dr. Faqih tersebut. “Acara bedah buku ini merupakan bentuk keseriusan penulis dan tanggung jawab ilmiah dari Kyai Faqih (Sapaan Dr. Amrullah kepada Dr. Faqih) atas bukunya itu,” ungkapnya.
Kemudian, Dr. Amrullah mencoba memperluas cakupan diskusi terhadap makna kesetaraan. Beliau juga memberikan beberapa pengalaman menarik tentang kesetaraan, serta mengkritisi beberapa hadis yang dikutip dalam buku Dr. Faqih.
Dilanjutkan dengan narasumber ketiga, yang kerap disapa Mbak Rara, menyoroti konsep mubadalah dari sudut pandang sosiologi. Mbak Rara memaparkan berbagai kasus nyata yang bisa diatasi melalui pendekatan mubadalah, serta menunjukkan bagaimana relasi yang setara antara laki-laki dan perempuan dapat memperbaiki dinamika sosial secara signifikan.
Dalam sesi tanya jawab, para peserta dengan semangat mengajukan berbagai pertanyaan, mulai dari teori hingga aplikasi konsep mubadalah. Sayangnya, karena keterbatasan waktu, tidak semua peserta sempat menyampaikan pertanyaan. Namun, acara bedah buku yang dipandu oleh Alfiyah Hanafiyah, anggota aktif Kajian Hadis MAHA itu tetap meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh peserta.
Dengan mengangkat isu-isu relevan dan menghadirkan narasumber kompeten, acara diskusi dan bedah buku ini menjadi bukti nyata bahwa Kajian Hadis MAHA terus berkomitmen mengupas tema-tema penting dan menarik yang berakar pada nilai-nilai keislaman, namun tetap relevan dengan konteks sosial modern saat ini.
Kontributor: Vigar Ramadhan (Anggota Aktif Kajian Hadis MAHA)
Editor: Syifa’ Q.