Blog

Silatul Ilmi Ahli Hadits Yaman ke Hadratussyaikh

Syaikh Muhammad Abdurrohim dari Yaman
Berita

Silatul Ilmi Ahli Hadits Yaman ke Hadratussyaikh

Senin, 15 Mei 2023 tepatnya pukul 16.50 WIB, Pesantren Tebuireng kerawuhan tamu mulia dari negeri para wali, Yaman, Al-Allamah Al-Musnid Syaikh Muhammad Abdurrohim Al-Wasoby, guru besar Universitas Darul Ulum As-Syar’iyyah Hudaidah, Yaman.

Syaikh Muhammad Abdurrohim Al-Wasoby disebut sebagai Al-Musnid karena kealimannya dalam bidang ‘Ulum Al-Hadits (Ilmu Hadits). Beliau juga dikenal sebagai pakar Ushul Fiqh karena kepiawaiannya dalam membuat kesimpulan suatu hukum.

Sore ba’da Ashar, beliau bersama rombongan yang salah satunya adalah Habib Ali Ridlo Mulachela sebagai juru bahasa (Interpreter), Habib Abu Bakar Baaqil, Lc., serta yang lainnya rawuh ke ndalem kasepuhan Tebuireng. Rombongan ini kemudian disambut hangat oleh Pengasuh Pesantren Tebuireng KH. Abdul Hakim Mahfudz, beserta para dzurriyah Hadratussyaikh, juga beberapa dosen Ma’had Aly Hasyim Asy’ari termasuk Mudir Ma’had Aly Hasyim Asy’ari, H. Achmad Roziqi, Lc., M.H.I.

H. Achmad Roziqi menuturkan bahwa apa yang disampaikan Syaikh Abdurrohim di ndalem kasepuhan penuh dengan pelajaran dan nasihat yang luar biasa. Salah satunya Syaikh Abdurrohim menjelaskan bahwa maksud kedatangannya ke Tebuireng selain silaturrahmi juga silatul ilmi.

Hal ini ditangkap oleh H. Achmad Roziqi sebagai alasan yang sarat akan makna. “Syaikh Abdurrohim menyebut kedatangannya ke Tebuireng sebagai silatul ilmi, menyambung hubungan keilmuan. Karena memang Syaikh Abdurrohim dengan Hadratussyaikh dihubungkan melalui ilmu, yakni mereka berdua sama-sama alumni Madrasah Shaulatiyah Mekah,” ungkapnya.

“Al-ilmu rahimun baina ahlihi, sehingga antara satu orang dengan yang lainnya bisa tersambung sebab ilmu, seperti halnya hubungan antara Hadratussyaikh dengan Syaikh Abdurrohim tadi,” imbuh anggota Komisi Fatwa MUI Jawa Timur tersebut.

H. Achmad Roziqi juga menambahkan bahwa Syaikh Abdurrohim berpesan kepada para muallim (guru) agar senantiasa sabar dalam mendidik dan mengajar murid-muridnya. Syaikh Abdurrohim mengatakan, “Santri itu fondasinya kyai, tanpa santri maka tidak akan ada kyai.”

Perbincangan tersebut berakhir dengan doa dan foto bersama. Saat adzan maghrib berkumandang, Syaikh Abdurrohim beserta rombongan berziarah ke Maqbarah Pesantren Tebuireng terlebih dahulu, kemudian pamit melanjutkan perjalanan selanjutnya setelah sebelumnya sholat maghrib berjamaah bersama para santri Pondok Pesantren Tebuireng.

Setelah bertemu secara langsung dengan Syaikh Abdurrohim, H. Achmad Roziqi menekankan agar para santri Tebuireng apalagi mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari untuk memantaskan dirinya sebagai santri Hadratussyaikh, caranya adalah dengan serius mengaji atau mencari ilmu.

“Santri apalagi mahasantri Tebuireng haruslah bisa memantaskan dirinya sebagai santri Tebuireng atau santri Hadratussyaikh, yang mana ulama-ulama luar (Salah satunya Syaikh Abdurrohim) saja tertarik untuk lebih ingin tahu tentang Tebuireng. Nah, kita yang di sini (Tebuireng) harus bisa nastafid mengambil faedah yang cukup banyak dari keberadaan kita di Tebuireng. Caranya adalah ngaji, ngaji, dan ngaji,” pungkas Mudir Ma’had Aly Hasyim Asy’ari tersebut.

Kontributor: Ilham Fajar, Muhammad Ainun Naim

Editor: Ach. Syifa’ Qolby