Blog

Ma’had Aly Menjadi Media Kaderisasi Ulama

Workshop
Berita

Ma’had Aly Menjadi Media Kaderisasi Ulama

“Pondok pesantren adalah satu-satunya lembaga pendidikan Islam yang menguasai keilmuwan Islam klasik, jadi beda filosofinya/visinya yang menjadi tujuan akhir dengan pembelajaran itu,” ungkap Wakil Menteri Agama RI, Zainut Tauhid Sa’adi dalam acara pembukaan workshop kaderisasi ulama di Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng, Rabu (6/11/19).

Workshop yang berlangsung di Pesantren Tebuireng ini, merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia sebagai rangkaian acara dari pertemuan MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) yang akan diselenggarakan di Singapura nanti.

Dalam laporannya, Direktur Jenderal PD Pontren, KH. Ahmad Zayadi, menyampaikan bahwa hasil rekomendasi dari workshop kaderisasi ulama ini akan disampaikan dalam forum MABIMS.

“Kita diminta untuk menyampaikan keberadaan Ma’had Aly sebagai instrument strategis kaderisasi ulama, sehingga pesantren siap menjadi destinasi keilmuwan bukan lagi regional, juga internasional,” ungkap Zayadi.

Sebagaimana yang diketahui bersama, tujuan didirikannya Ma’had Aly ialah untuk merespon keresahan umat, terhadap semakin menurunnya kaderisasi ulama. Ma’had Aly diharapkan mampu menjadi solusi atas kondisi ini, sehingga hasil workshop ini diharapkan mampu memberikan rekomendasi bagi para mudir Ma’had Aly, dalam proses pendidikan para mahasantri di Ma’had Aly menuju kader-kader ulama masa depan.

“Ma’had Aly harus menciptakan lulusan yang ahli dalam ilmu agama,” ungkap Zainut Tauhid, Wakil Menteri Agama RI.

Sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi, Ma’had Aly memiliki beberapa persyaratan yang menjadi verifikasi dalam menentukan pesantren-pesantren yang dianggap mumpuni untuk dibangun Ma’had Aly di dalamnya, karenanya dari 28.994 pesantren yang terdaftar dan tersebar di seluruh Indonesia, Ma’had Aly hanya diselenggarakan di 46 pesantren.

Direktur PD Pontren, Ahmad Zayadi menambahkan, “sesungguhnya ikhtiar mendirikan ini (Ma’had Aly) merupakan ikhtiar kelembagaan tradisi akademik tafaqquh fi ad-din berbasis kitab klasik tingkat tinggi,” terangnya.

Terakhir, Zainut Tauhid menyampaikan bahwa tantangan ke kiai-an belakangan ini semakin kompleks, sehingga tentunya usaha untuk merespon kondisi ini juga harus lebih ekstra.

“Akhirnya saya memohon doa dan dukungan para kiai, semoga mendapat kemudahan untuk selalu memberi yang terbaik bagi umat dan bangsa,” tandasnya. (Nailia)