Kunjungan Syekh Basim: Motivasi Santri untuk Berdakwah
Kunjungan Syekh Basim: Motivasi Santri untuk Berdakwah
Jumat (08/10/2021), Habib Prof. Dr. Sayyid Basim bin Ahmad Al-Attos melakukan kunjungan ke Pesantren Tebuireng. Beliau merupakan cendekiawan dari Makkah sekaligus murid dari guru besar Abuya Muhammad bin Alwi al-Maliki. Beliau sudah hafal Al Quran sejak usia 5 tahun dan memulai dakwahnya pada usia 16 Tahun.
Dalam kunjungan ini beliau mengisi Muhadharah Ammah untuk mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari dan juga untuk umum. Acara ini berlangsung di lantai 3 Gedung Yusuf Hasyim, mahasantri putra mengikutinya secara offline dan mahasantri putri serta peserta umum mengikutinya secara online melalui Zoom.
Dalam pertemuan tersebut beliau menyampaikan beberapa hal.
1) Kuat dan sabar dalam proses belajar.
2) Menyampaikan ilmu yang kita paham karena sabda Rasulullah بلغوا عني ولو أية .
3) Memanfaatkan segala tempat untuk belajar dan menuntut untuk mengajarkan Sunnah dan bukan paham lain yang menyimpang darinya.
4) Ilmu itu sulit dipahami ketika penuntutannya sering maksiat sesuai keluhan Imam Syafi’i kepada gurunya Imam Malik: Bahwa ilmu adalah cahaya dari Allah dan tidak diberikan kepada ahli maksiat.
Para Mahasantri sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini, ketika moderator membuka sesi tanya jawab banyak mahasantri yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
Salah satu mahasantri mengajukan pertanyaan tentang metode dakwah dan bagaimana memulainya di usia beliau yang masih berumur 16 tahun, sedangkan kami yang berumur 19, 20, 21 belum melakukan apa pun?
“Umur 16 tahun itu bukanlah umur yang muda, akan tetapi sudah tua untuk memulai dakwah,” jawab beliau.
“Bahkan banyak para ulama di sana yang sudah menghafal Al Quran, kitab dan banyak sekali. Bahkan ada berumur kurang dari 10 tahun dan mereka sudah menjadi syekh. ابدأ (mulailah) sampaikan apa yang kita punya walaupun itu 1 ayat,” tambah beliau. (Ibnu Ubaidillah)