Marhalah Tsaniyah (M2) Tebuireng, Terwujudnya Cita-cita Kiai Kikin
Marhalah Tsaniyah (M2) Tebuireng, Terwujudnya Cita-cita Kiai Kikin
Sebanyak 36 mahasantri lulusan Marhalah Ula (M1) Ma’had Aly Hasyim Asy’ari (MAHA) didaulat menjadi mahasantri Marhalah Tsaniyah (M2) angkatan pertama. Sebagai bentuk pengenalan akademik, ketua Marhalah Tsaniyah (M2) Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Dr. Ubaydi Hasbillah memfasilitasi mahasantri barunya dengan program Ma’asim. Ma’asim adalah Masa Ta’aruf Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari. Melalui agenda tersebut para mahasantri tahu di mana posisi mereka sebagai mahasantri M2.
Secara nomenklatur M2 merupakan pendidikan tinggi setara dengan Strata Dua (S2). Namun Dr. Ubaydi menekankan, “penyebutan kita adalah mahasantri Marhalah Tsaniyah (M2), bukan Strata Dua (S2). Kita harus mengenalkan kepada halayak umum, bahwa ada pendidikan tinggi pascasarjana selain Strata Dua (S2), yakni Marhalah Tsaniyah (M2).”
Konsentrasi M2 MAHA terfokus pada Fiqh al-Hadis. Namun, bedanya M1 lebih kepada pemahaman dasar-dasar keilmuan hadis. Di level master/magister yang setara marhalah tsaniyah yakni pendalaman. Sehingga nanti tidak seluruh materi ulum al-hadis dikuliahkan, tapi hanya bagian-bagian tertentu saja.
Melalui Ma’ashim M2 dengan tema “Meraih Kedalaman Turats, Menggapai Kualitas Global” Mudir MAHA KH. Achmad Roziqi mengatakan, “Kalian ini sangat diharapkan oleh pengasuh. Anda-anda ini merupakan pionir dalam pemahaman turats. Oleh karena itu kebiasaan-kebiasaan buruk di Marhalah Ula silahkan diubah. Kita harus menyambut Bi’ah Jadidah (lingkungan baru). Ma’had Aly kita harus menjadi center of exellent (pusat keistimewaan). Jadi untuk urusan keislaman, Ma’had Aly harus menjadi pusatnya. Jangan sampai perkuliahan kita dikesampingkan dengan pekerjaan-pekerjaan lain.” Begitu katanya kepada mahasantri M2 angkatan pertama.
Kontributor : Yuniar Indra