Blog

Kupas Skripsi: Analisis Metode Sufiyyah atas Otentitas Hadis

Img 20231023 Wa0029
Berita

Kupas Skripsi: Analisis Metode Sufiyyah atas Otentitas Hadis

Ma’had Aly Hasyim Asy’ari (MAHA) gelar acara Kupas Skripsi Alumni pada hari Senin, 23 Oktober 2023. Acara yang bertempat di perpustakaan MAHA tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Menteri Luar Negeri (MenLu) DEMA MAHA dengan Kajian Hadis MAHA. Dalam forum ini, selain mengundang mahasantri MAHA, panitia juga turut mengundang perwakilan mahasantri dari beberapa ma’had aly di daerah Jombang. Diskusi ilmiah perdana tersebut diikuti mahasantri dengan sangat antusias.

Tema yang diangkat kali ini adalah Analisis Metode Sufi dalam Menentukan Otentitas Hadis. Skripsi yang dibedah merupakan hasil penelitian alumni MAHA angkatan 2021, Ustadz Viki Junianto yang berjudul,

صحة الأحاديث لدى الصوفية (الدراسة التحليلية عن منهج الصوفية في معرفة صحة الحديث وموقف المحدث عليه)

Ach. Syifa’ Qolby sebagai moderator, memandu jalannya diskusi tersebut dengan sistematis sehingga para peserta dapat mengemukakan pendapatnya dengan baik. Dalam sambutannya, Ketua DEMA MAHA, M. Farhan Syahputra menjelaskan bahwa perkumpulan kali ini bukan hanya diisi dengan silaturrahmi tapi juga silatul fikri. Diharapkan dengan adanya Kupas Skipsi Alumni ini dapat menjaga metabolisme kesarjanaan mahasantri MAHA khususnya.

Dalam pemaparannya, Ustadz Viki menyampaikan bahwa setiap orang yang menulis pasti merasakan progress pada tulisan atau karyanya. “Dahulu saya kira skripsi saya telah final. Namun Ketika saya murojaah sekarang ternyata masih banyak yang harus disempurnakan. Ini menjadi PR kita bersama sebagai sesama mahasantri MAHA”, ungkapnya.

Dengan adanya diskusi ini para peserta banyak mendapat wawasan mengenai metode untuk meneliti sebuah keontetikan hadis, yang salah satunya menggunakan metode Kashf. Metode kashf merupakan metode yang digunakan oleh ulama sufi dalam meneliti keshahihan hadis melalui adanya komunikasi dengan nabi, baik secara langsung (Yaqdzatan) maupun melalui mimpi (Manaaman). Sebagian ulama sufi beranggapan bahwa keshahihan hadis tidak harus mengikuti persyaratan yang telah dirumuskan oleh  ulama hadis, melainkan cukup dengan melalui metode kashf tersebut. Namun, juga terdapat ulama yang menggunakan metode keduanya, seperti halnya Imam Suyuthi.

Dari beberapa argumen yang disampaikan oleh para peserta, Ustadz Viki menyimpulkan bahwa metode tersebut merupakan opsi kedua sebagai sikap moderat  dalam meladani ulama sufi dan  ulama hadis. Acara di akhiri dengan ramah tamah dan berfoto bersama para peserta.

Kontributor : Naili Nur Indah Sari

Editor : Ach. Syifa’ Qolby