Blog

Berbekal Ijazah Ma’had Aly, Lulusan Ma’had Aly Tebuireng Berhasil Masuk S2 UGM!

Whatsapp Image 2024 04 27 At 16.32.57
Berita

Berbekal Ijazah Ma’had Aly, Lulusan Ma’had Aly Tebuireng Berhasil Masuk S2 UGM!

Dengan berbekal ijazah Marhalah Ula (M1) Ma’had Aly Hasyim Asy’ari (MAHA), Wildan Ulumul Fahmi berhasil melanjutkan kuliah S2-nya di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Diumumkan tanggal 21 Maret 2024 kemarin, lulusan MAHA tahun 2018 tersebut dinyatakan lulus tes masuk UGM melalui jalur reguler, tepatnya di Program Studi Magister Agama dan Lintas Budaya (Prodi ALB) atau Center for Religius and Cross-Cultural Studies (CRCS) UGM.

“UGM merupakan pilihan kedua saya. Sebenarnya saya ingin melanjutkan studi di kampus negara barat (Luar Negeri), seperti di Inggris atau Amerika Serikat. Bekal saya untuk berangkat ke barat sudah saya persiapkan. Namun, untuk melanjutkan studi di negara barat, ada satu dua hal yang mengharuskan saya untuk menunggu kembali pada waktu itu. Di sisi lain, saya sudah sangat ingin untuk melanjutkan studi. Maka daripada menunggu kembali, saya coba mencari opsi kampus di Indonesia yang setidaknya mempunyai kurikulum dan model kajian yang sama seperti di universitas negara barat. Alhamdulillah, pilihan saya di CRSCS UGM Yogyakarta tersebut,” ungkap Wildan.

Wildan mengungkapkan alasan dirinya memilih Prodi ALB atau CRCS UGM dikarenakan ketertarikannya terhadap kajian sosial, yang mana kajian seperti ini pernah dipelajari olehnya saat menjadi Mahasantri MAHA dahulu.

“Pintu pertama yang membuka pemikiran saya memilih prodi S2 ini (Prodi ALB atau CRCS) bermula melalui kajian Living Hadis dan Sosiologi Agama di MAHA. Saya tertarik karena Living Hadis dan Sosiologi Agama beririsan langsung dengan kajian sosial. Meskipun ada beberapa faktor yang lain, tapi faktor inilah yang paling berpengaruh untuk pilihan saya saat ini,” tuturnya.

Wildan mendaftarkan dirinya di CRSCSUGM tanggal 5 Maret 2024. Setelah mendaftar, sesi berikutnya yang harus dilalui Wildan adalah Tes Potensi Akademik (TPA), toefl/ielts (Dibuktikan dengan penyerahan sertifikat skor toefl/ielts), dan wawancara.

Wildan mengatakan, “Dengan ijazah M1 MAHA, saya awalnya pesimis mendaftar di universitas dalam negeri. Dengan ijazah itu, justru saya lebih percaya diri ketika mendaftar di kampus luar negeri. Setelah semua tes masuk UGM saya ikuti, terlebih lagi ketika sesi wawancara yang mana pada saat itu bahasa pengantarnya menggunakan bahasa Inggris dan terdiri dari 3 orang penanya, 2 dari UGM dan 1 dari luar negeri, Alhamdulillah tanggal 21 Maret kemarin saya dinyatakan lulus.”

“Saya sangat senang bisa melanjutkan studi di UGM. Sebagai lulusan Ma’had Aly, saya ingin menunjukkan bahwa kita bisa berekspresi dan belajar di mana saja sesuai minat masing-masing, tentunya ditopang dengan usaha dan kemauan yang kuat. Pesan untuk adik-adik saya di MAHA, ‘Jangan minder! Tetap semangat belajar dan membaca, serta tidak mudah puas!’,” pungkas lulusan MAHA tahun 2018 tersebut.

Berita kelulusan Wildan ini mendapatkan respons positif dari pimpinan MAHA. Wakil Mudir Bidang Akademik, Dr. Mohamad Anang Firdaus, S.A, M.Pd. mengatakan, “Kami sangat mengapresiasi pencapaian Mas Wildan. Ini menjadi bukti bahwa MAHA dan apa yang diajarkan oleh MAHA memang bisa diakui dan dinikmati oleh banyak pihak. Dengan diterimanya Mas Wildan di UGM, harapannya akan bisa menghentikan perdebatan mengenai legalitas Ma’had Aly saat ini.”

Dr. Anang menambahkan, “Ma’had Aly bercita-cita untuk dapat bersinergi dengan pihak-pihak lain. Semoga keilmuan Ma’had Aly, khususnya MAHA mendapat perhatian dan pengakuan lebih, baik dari perguruan tinggi Islam yang lain maupun perguruan tinggi umum yang memiliki fakultas agama di dalamnya. Sehingga kualitas yang dihasilkan Ma’had Aly melalui alumni-alumninya dapat bersinergi dan berjalan beriring dengan mahasiswa perguruan tinggi yang lain”.

“Untuk mahasantri MAHA, pencapaian Mas Wildan ini bisa menjadi motivasi bagi kalian yang memiliki interest dan cita-cita untuk melanjutkan kuliah di perguruan tinggi umum yang mempunyai rumpun keagamaan di dalamnya. Sehingga teman-teman MAHA dapat belajar hadis melalui berbagai macam perspektif dan pendekatan, yang kemudian hal tersebut akan memperkuat pemahaman kalian atas bacaan-bacaan teks keagamaan nantinya, khususnya dalam kajian hadis,” pungkas Dr. Anang.

Kontributor: Ach. Syifa’ Qolby