Blog

Dauroh Tahqiq: Kupas Tuntas Karya Hadratussyaikh

Whatsapp Image 2023 10 19 At 05.41.13
Berita

Dauroh Tahqiq: Kupas Tuntas Karya Hadratussyaikh

Ma’had Aly Hasyim Asy’ari (MAHA) bersama Nadlatut Turots gelar Dauroh Tahqiq. Nuskhah (Manuskrip) yang akan di-tahqiq kali ini merupakan salah satu karya Hadratussyaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari berjudul al-Qola’id fi Bayani ma Yajibu min al-Aqa’id. Buah tangan Hadratussyaikh dalam fan aqidah tersebut dikaji dan di-tahqiq oleh para peserta dauroh selama tiga hari lamanya. Terhitung sejak tanggal 16-18 Oktober 2023, kegiatan yang bertempat di kampus MAHA tersebut berlangsung.

Dauroh atau pelatihan men-tahqiq ini dilaksanakan di Pesantren Tebuireng, tepatnya di Ma’had Aly Hasyim Asy’ari (MAHA). Dengan arahan dari dzurriyah Hadratussyaikh, Gus Varis Muhammad Mirza (Gus Mirza) dan Ketua Nahdlatut Turots, Lora Utsman Hasan, dauroh kali ini dapat dilangsungkan dengan khidmat.

Untuk pembimbing yang didatangkan kali ini adalah KH. Asep Jaelani, Gus Nanal Ainal Fauz, Ustadz Nur Alam, dan Ustadz Kholilurrahman. Peserta dauroh sendiri berjumlah 30 orang, dengan rincian peserta internal berjumlah 9 orang, baik dari mahasantri maupun alumni MAHA sebagai tuan rumah, serta 21 peserta eksternal yang merupakan delegasi dari lembaga pesantrennya masing-masing. Diantaranya datang dari Ma’had Aly Nurul Kholil, Lajnah Turats Syaikhona Kholil, Ma’had Aly Tremas, Ponpes al-Anwar Sarang, Ponpes Langitan, Ma’had Aly an-Nur Malang, Ponpes Mambaus Sholihin Gresik, Ponpes Darul Ulum dan masih banyak yang lainnya.

’Ala kulli hal, kami sangat berbahagia dengan kegiatan seperti ini ditempatkan di Ma’had Aly Hasyim Asy’ari. Mudah-mudahan dauroh ini menjadi nahdlah kita dalam mengkaji turots para masyayikh. Sehingga harapannya, kita lebih tahu terhadap turots masyayikh kita daripada orang-orang di luar sana,” ungkap Mudir MAHA KH. Achmad Roziqi dalam sambutannya ketika pembukaan dauroh.

Ketua Nahdlatut Turots, Lora Usman Hasan mengatakan, “Momen-momen seperti ini harus sering kita ciptakan. Tujuannya, disamping untuk menumbuhkan semangat untuk mengkaji turots, ada kader-kader muhaqqiq yang akan terus bermunculan dari berbagai pesantren. Sehingga harapannya, konsep Shohibu ad-Dar Adro bimaa fiiha benar-benar terjadi.”

Peserta dauroh dibagi menjadi 4 kelompok, yang mana setiap kelompok berisi 6-7 peserta. Kelompok 1 dengan pembimbing KH. Asep Jaelani, Kelompok 2 dengan pembimbing Gus Nanal Ainal Fauz,Kelompok 3 dengan pembimbing Ustadz Nur Alam, dan terakhir Kelompok 4 dengan pembimbing Ustadz Kholilurrahman.

Rangkaian dauroh sendiri dibagi menjadi tiga sesi (jalsah) setiap harinya, yakni sesi pagi (09.00-11.00), sesi siang (14.00 -16.00), dan sesi malam (19.00-21.00). Untuk hari pertama diisi dengan materi tahqiq yang disampaikan langsung oleh KH. Asep Jaelani, hari kedua dan ketiga difokuskan untuk praktek tahqiq, kemudian diakhiri dengan muqobalah antar mansukh (manuskrip yang telah diketik) antar kelompok.

Ketika penutupan dauroh, Gus Mirza mengatakan, “Betapa saya sangat senang atas terlaksananya dauroh ini. Memang sejak awal acara-acara di Nahdlatut Turots kami berkomitmen untuk melaksanakannya di lingkungan pondok pesantren. Yang tentu saja jauh dari fasilitas yang mewah, namun karena tujuan kami adalah membangkitkan dan mengembalikan turots, maka memang sudah seharusnya dilakukan di pesantren itu sendiri.”

Harapan dari Gus Mirza semoga orang-orang yang terlibat dalam mengkaji karya Hadratussyaikh yakni kitab al-Qolaid ini khususnya termasuk orang-orang yang dikatakan Hadratussyaikh dalam khutbah tahniah nya saat penutupan pengajian ramadhan dahulu, “Bainii wa bainakum fii al-Mahabbati Nisbatun Masturotun”.

Bi Washilati Hadzihi ad-Dauroh, semoga kita benar-benar Nahnu al-Ladziina Tahababat Arwaahuna. Bahwa kita ini betul-betul saling mencintai walaupun secara ruh dengan muallif hadza al-kitab, yakni Hadratussyaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari,” tutup cicit Hadratussyaikh tersebut.

Kontributor : Alfiya Hanafiyah (Smt 3) & Ach. Syifa’ Qolby (Smt 3)