KH Nur Hannan: Nampak Tilas Sejarah Ma’had Aly Tebuireng
KH Nur Hannan: Nampak Tilas Sejarah Ma’had Aly Tebuireng
Pada hari Sabtu tanggal 6 September 2022 bertepatan dengan 16 tahun Ma’had Aly Hasyim Asy’ari berdiri. Seluruh civitas akademika Ma’had Aly Hasyim Asy’ari memperingati hari ulang tahun Ma’had Aly dengan kegiatan Khotmil Qur’an yang diselenggarakan di aula kampus.
Menyambut harlah ke-16, sehari sebelum acara ini mahasantri diminta untuk mengkhatamkan Al-Qu’an di setiap kelas.
Menurut KH. Hannan awal berdirinya Ma’had Aly Hasyim Asy’ari ialah ketika Kyai Muhsin diberi mandat oleh Pengasuh Tebuireng, KH. Yusuf Hasyim pada tahun 2006 untuk membentuk tim berdirinya Ma’had Aly Hasyim Asy’ari karena pengasuh ingin lembaga yang didirikan ini menjadi lembaga yang berkualitas. Maka orang-orang yang ditunjuk oleh Kyai Muhsin adalah orang-orang Tebuireng yang memiliki pengalaman belajar yang sangat tinggi, khususnya menempuh pendidikan di luar Negeri seperti Kyai Muthohharun Afif, Kyai Syakir Ridlwan, Prof. Jamaluddin Miri yang mana beliau menjadi Mudir pertama Ma’had Aly Hasyim Asy’ari.
Prof. Jamaluddin merupakan salah satu alumni Pesantren Tebuireng yang ketika itu menjadi guru besar IAIN Sunan Ampel yang sekarang menjadi UIN Sunan Ampel, kemudian diminta oleh pengasuh untuk mengawal berdirinya Ma’had Aly Hasim Asy’ari.
Pada saat proses berdirinya Ma’had Aly Hasyim ‘Asy’ari, Kyai Hannan diminta untuk melakukan studi banding di Ma’had Aly Situbondo yang pada saat itu adalah satu-satunya Ma’had Aly di Indonesia. Lalu ketika KH. Yusuf Hasyim wafat tongkat estafet pengasuh dilanjutkan oleh cucu Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asyari, KH Salahuddin Wahid yang mana beliau sudah mendampingi KH. Yusuf Hasyim dalam mendirikan Ma’had Aly Hasyim Asy’ari.
Pada saat tanggal 06 September 2006 Ma’had Aly Hasyim Asy’ari diresmikan oleh pengasuh Tebuireng, Gus Sholah yang dihadiri oleh Menteri Agama Bapak Muhammad Maftuh Basyuni. Dalam hal ini pengasuh sangat menginginkan Ma’had Aly Hasyim Asy’ari menjadi lembaga yang berkualitas dalam rangka kaderisasi Pesantren Tebuireng.
KH. Yusuf Hasyim berpesan kepada tim perintis Ma’had Aly Hasyim Asy’ari untuk selalu mengedepankan kualitas dari pada kuantitas. Hal inilah yang membuat para dosen untuk selalu semangat dan totalitas dalam mendidik mahasantri secara akademik dengan pelayanan yang baik.
Dalam proses berdirinya Ma’had Aly Hasyim Asy’ari tidak luput dari kendala. KH Hannan menjelaskan bahwa tahun ke dua mengalami kendala tatkala Menteri Agama menginformasikan bahwa Ma’had Aly Hasyim Asy’ari akan menjadi lembaga pendidikan formal melalui Kementerian Agama akan tetapi sampai tahun kedua kejelasan ma’had aly menjadi lembaga formal masih belum ada titik terang.
Hal ini membuat para mahasiswa angkatan pertama dan kedua gundah gelisah. Akhirnya mahasantri pun diundang ke ndalem kesepuhan Gus Sholah, beliau mengatakan kepada mahasantri, “Kalian kuliah di Ma’had Aly ini jangan mencari ijazah tapi mencari ilmu. Kalau kalian niat kuliah di Ma’had Aly untuk mencari ijazah maka ijazah tidak akan menjamin kalian nanti menjadi orang berhasil. Tapi kalau kalian niat kuliah di Ma’had Aly niat untuk mencari ilmu, maka di mana pun kalian berada akan menjadi orang yang dibutuhkan.”
Mengakhiri sambutannya KH. Hannan mewanti-wanti kepada mahasantri agar semangat belajar dan mampu mewujudkan cita-cita para muassis Ma’had Aly Hasyim Asyari. “Kalian punya tanggung jawab yang besar, karena jelek buruknya santri Tebuireng tergantung jelek buruknya mahasantri Ma’had Aly,” pungkasnya.
Pewarta : Lidya Wahyu Ningsih
Editor : Syofiatul Hasanah