Menuju Satu Abad NU, PBNU Memperkenalkan Halaqoh Fiqih Peradaban ke Tebuireng
Menuju Satu Abad NU, PBNU Memperkenalkan Halaqoh Fiqih Peradaban ke Tebuireng
Halaqoh fiqh peradaban diselenggarakan dalam rangka memperingati menuju satu abad Nahdlatul Ulama’ (NU). Sebagaimana yang telah disampaikan KH. Nur Hannan, Lc, M.HI dalam sambutannya yang mana kegiatan ini adalah program yang diluncurkan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama’ (PBNU) sebagai bagian dari rangkaian acara dalam rangka satu abad hari lahir NU. Halaqoh fiqh peradaban yang diselenggarakan di 250 pesantren diseluruh Indonesia ini memiliki dua tujuan. Yang pertama, dengan halaqoh ini diharapkan dapat menghidupkan tradisi ber-halaqoh di era Gus Dur. Yang kedua, agar mendorong para ulama dilingkungan pondok pesantren untuk mengeksplorasi lebih banyak kitab-kitab klasik dan turots. Terutama dalam bidang fiqhiyah telebih fiqh siyasah mengenai masalah kenegaraan sebagai sarana penting dalam rekontruksi kembali dalam menghadapi perubahan dunia di era baru.
Halaqoh yang bertema “Fiqh Siyasah dan Negara Bangsa” yang di selenggarakan di Pondok Pesantren Tebuireng menghadirkan narasumber-narasumber yang kompeten dan mumpuni dalam bidang fiqh siyasah. Diantaranya KH. Faiz Syukron Makmun, Lc, MA dan Dr. KH. Ahmad Musta’in Syafi’i, M.Ag pada sesi pertama. Dan sesi kedua diisi oleh Dr. KH. Abdul Ghafur Maimoen, M.A dan Prof. Dr. KH. Masykuri Bakri, M.Si. Halaqoh ini diikuti oleh PBNU yang berada disekitar Jombang, PCNU Jombang dan Mojokerto serta hadir juga dzurriyah Tebuireng dan mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng dilengkapi dengan peserta dari lembaga bahtsul masail NU. Sabtu, (17/09/2022).
Begitu banyak sumber ilmu yang berdatangan dari kemajuan teknologi dan perkembangan kemajuan informasi sehingga membuat bingung dalam menentukan sumber-sumber yang benar. Dalam hal ini penting untuk kita dapat mempertahankan tradisi salafus saleh yang jelas sanadnya bersambung kepada Rasulullah SAW, supaya bisa diwariskan kepada generasi penerus kita.
Dalam hal ini, KH. Abdul Hakim Mahfudz selaku Pengasuh Pondok pesantren Tebuireng memberikan contoh terkait pengaplikasian suatu ilmu, “Hadratussyeikh muassis pondok pesantren Tebuireng banyak meninggalkan tulisan-tulisan kepada kita, tulisan- tulisan terkait kebutuhan-kebutuhan untuk bagaimana mengaplikasikan ilmu-ilmu yang begitu banyak. Beliau menuliskan mukhtashor dari beberapa ilmu itu yang mana akan menjadikan danmmempermudah kita dalam menyerap ilmu yang begitu banyak.”
Ta’lim tarbiyah kemudian ta’dib yang bisa dipakai sebagai ilmu untuk membangun peradaban. Karakter-karakter yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan. Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng atau Gus Kikin sangat mengharapakan agar kegiatan ini menghasilkan pemikiran-pemikiran yang bisa dipakai untuk landasan kita dalam berfikir, sehingga menjadikan Negara ini dimasa yang akan datang menjadi Negara yang baldatun thoyyibatun wa robun ghofur. Agar pertemuan halaqoh ini menjadikan pertemuan yang manfaat yang bisa digunakan sebagai dasar kita membangun bangsa yang kuat dimasa yang akan datang.
Kontributor: Nabilah Qotrul Muna
Editor: Syofiatul Hasanah