Blog

Raih Kejuaraan Tarjamatul Maqolah

Mahasantri-Juara
Berita

Raih Kejuaraan Tarjamatul Maqolah

Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng kembali mengharumkan nama almamater. Keikutsertaaan dalam lomba Tarjamatul Maqolah pada tanggal 11-14 Desember 2018 yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Bahasa Arab Universitas Darussalam Gontor, membuahkan prestasi nyata.

“Bagi saya perlombaan Tarjamatul Maqolah sangat menarik dan menantang, karena bagi orang ajam (orang luar arab) menyusun kata-kata bahasa Indonesia ke bahasa Arab membutuhkan konsentrasi yang cukup besar. Apalagi adanya aturan tidak boleh membuka kamus apapun dengan durasi waktu selama tiga jam menghasilkan sebanyak empat lembar makalah,” ungkap Faqih Amrulloh, peraih juara 3 dalam ajang perlombaan tersebut.

Mahasantri semester enam ini mengaku tidak mempunyai persiapan yang matang karena kesibukannya akan tugas-tugas sebelum UAS dan setelah UAS pun masih sibuk dengan acara lainnya. Namun meski demikian, ia tetap bermodal percaya diri sehingga usaha yang telah dilakukan tetap berbuah hasil. Faqih juga merasa senang bisa berada di antara orang-orang hebat. Karena itu, ia dapat mengetahui sejauh mana kualitas atau bobot yang dimilikinya.

Menurut pria asal Cilacap ini, motivasi mengikuti ajang perlombaan di UNIDA antara lain ingin menjalin silaturahmi dan bertemu dengan teman-temannya yang ada di sana.  Karena Faqih sendiri adalah alumni pondok modern. Yang kedua bertujuan untuk mengenalkan kampus Ma’had Aly Hasyim Asy’ari kepada kampus-kampus yang lain di tingkat nasional. Pasalnya, kampus Ma’had Aly ini sangat memperhatikan terhadap pentingnya bahasa Arab. Dan sebagai bukti bahwa mahasantri Ma’had Aly juga tidak tertinggal atau bahkan bisa dibilang lebih unggul daripada kampus lain dalam bidang bahasa Arab. Karena memang bahasa Arab menjadi bahasa pengantar di Ma’had Aly, dan kajiannya kitab-kitab berbahasa Arab.

Lomba Tarjamatul Maqolah ini diikuti oleh mahasiswa kampus-kampus yang ada di Indonesia. Diantaranya;  UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Surabaya, STAI Muhammadiyah Probolinggo, STIAB Riyadul Ulum wa ad-Dakwah Candong, Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng, dan UNIDA Gontor sebagai tuan rumah.

“Kita sebagai mahasantri yang mempelajari kitab-kitab berbasis bahasa Arab, agar perhatiannya lebih ditingkatkan lagi. Karena kampus-kampus lain juga sangat memperhatikan akan hal itu.  Tidak sedikit orang yang memperhatikan bahasa Arab seakan-akan bahasa Arab itu sudah ditinggalkan oleh ahlinya di Arab. Padahal bahasa Arab lahir di sana. Akan tetapi mereka sudah mulai meninggalkan bahasa Arab, mereka lebih menyukai bahasa ‘ammiyah atau bahasa masing-masing daerah. Jadi kalau bukan kita yang menjaga, siapa lagi? Karena memang sudah terjadi bahwasanya bahasa Arab itu sudah hampir ditinggal oleh ahlinya,” ungkap pendamping Syaikh Bilal ini.

Faqih Amrulloh yakin bahwa bahasa akan selalu terjaga, karena Al Quran juga menggunakan bahasa Arab.  Menurutnya, kita semua sebagai pelajar, sebagai mahasantri yang sangat perhatian terhadap hukum-hukum Islam, kitab-kitab yang berbasis Islam, kita semua yang menjaga bahasa arab itu. (Anis)

Leave your thought here

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *