Kunjungan Studi Ma’had Aly Sunan Drajat Lamongan
Kunjungan Studi Ma’had Aly Sunan Drajat Lamongan
Ma’had Aly Sunan Drajat, Lamongan, melaksanakan kunjungan studi ke Ma’had Aly Hasyim Asy’ari (MAHA), Senin, (02/06/2025). Kunjungan studi ini berfokus pada mekanisme penjaminan mutu, dewan masyayikh, dan asesmen.
Dr. H. R. Zainul Mushthofa, M.H.I, Mudir Ma’had Aly Sunan Drajat, menyampaikan bahwa Ma’had Aly sudah berdiri sejak 2008, fokus kajian kitab, dan untuk ijazah diikutkan ke Universitas Sunan Drajat (UNSUDA). “Ma’had Aly Sunan Drajat (belum formal) ijazahnya menggunakan Bahasa Arab,” papar Gus Zainul.
Melihat perkembangan ma’had aly secara umum, perhatian pemerintah semakin tinggi, dan alumni yang diakui. Maka Pesantren Sunan Drajat melakukan formalisasi dan mendapatkan surat izin operasional dari Kementerian Agama bernomor surat keputusan 138 tahun 2025 dengan takhassus Fiqh Wa Ushuluhu.
Pendirian Ma’had Aly ini termasuk dorongan saat diselenggarakannya MQK 2024 di Pesantren Sunan Drajat. Saat itu juga bertemu dengan para dosen dari Tebuireng seperti Dr. KH. A. Musta’in Syafi’i, Dr. KH. Nur Hannan, Dr. KH. Achmad Roziqi, Dr. Ahmad Ubaydi Hasbillah, dan Dr. Amrulloh.
11 orang pimpinan Ma’had Aly dan Pesantren Sunan Drajat menghadiri kunjungan studi ini. Fokus utamanya pada mekanisme penjaminan mutu, dewan masyayikh, dan asesmen. Turut hadir pula Dewan Masyayikh Sunan Drajat Dr. KH. Zamroni.
Dr. KH. Achmad Roziqi, menyampaikan bahwa asesmen ma’had aly berlaku selama 5 tahun. “MAHA sendiri asesmennya habis tahun 2025 ini. Jadi sekarang proses pengajuan asesmen ke Majelis Masyayikh,” papar Kiai Roziqi.
Sebenarnya sejak turun izin operasional itu sudah berlaku akreditasinya maqbul. “Lebih baik Ma’had Aly Sunan Drajat mengajukan asesmen mepet wisuda, eman kalau tidak dioptimalkan,” tutur Kiai Roziqi.
Terdapat tiga poin utama dalam penjaminan mutu yakni Tarbiyah (pembelajaran), Bahts (penelitian), dan Khidmah (penelitian). Hampir sama dengan tri dharma perguruan tinggi. KH. Mustain termasuk Dewan Masyayikh sekaligus dosen Ma’had Aly. Evaluasinya langsung saat praktik di Ma’had Aly. “Seperti munaqasyah kemarin kurang seperti ini,” ungkap Kiai Roziqi.
Pangkalan data dosen maupun mahasantri ma’had aly itu di EMIS Kementerian Agama. Berbeda dengan Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDDikti) Kemdiktisaintek. Ma’had aly tiap semester memperbarui data EMIS. Hampir seluruh mahasantri Ma’had Aly melakukan pengabdian di Tebuireng. Hanya mahasantri non beasiswa yang tidak mengabdi di Tebuireng. Pengabdian bisa di program kepembianaan, kepenulisan/media, maupun di pondok Tebuireng cabang. Pengabdian mahasantri dimulai semester 7.
Setiap mahasantri yang akan mengabdi, wajib mengikuti program diklat kader Pesantren Tebuireng selama 2 bulan. Adapun mahasantri non beasiswa diwajibkan untuk KKN di luar Pesantren Tebuireng. Tahun 2025 ini dilaksanakan di Pondok Al Hasyim, Mayangan, Jogoroto yang diasuh oleh Dr. KH. Nur Hannan.


Kontributor: Ustadz Masnun