Blog

Manfaatkan Waktu dan Bangun Organisasi

Testimoni

Manfaatkan Waktu dan Bangun Organisasi

Perjalanan saya di Ma’had Aly Hasyim Asy’ari dimulai pada tahun 2021, tepat ketika pandemi COVID-19 masih melanda. Suasana kampus waktu itu terasa sepi, kegiatan perkuliahan pun belum berjalan sebagaimana mestinya. Jujur, di awal saya sempat kaget dan bingung dengan ritme perkuliahan yang berbeda dari bayangan saya sebelumnya. Beberapa senior lalu menyarankan agar saya fokus terlebih dahulu pada hafalan Al-Qur’an, sebab salah satu syarat wisuda di Ma’had Aly adalah hafal minimal enam juz. Dari sanalah saya mulai banyak menghabiskan waktu untuk tahfiz dan mengikuti pengajian di pondok bersama para kiai, seperti Kiai Sukarto Faqih dan Kiai Kamuli Khudlori.

Meski sempat merasa minder karena merasa tertinggal dari teman-teman, perasaan itu justru menjadi titik balik untuk terus berbenah. Seiring berjalannya waktu, terutama sejak semester empat, saya mulai aktif berdiskusi, berorganisasi, dan mengikuti berbagai kegiatan kampus. Dari situ saya belajar bahwa perjalanan di Ma’had Aly bukan hanya soal akademik, tapi juga tentang pembentukan mental, adab, dan kesabaran. Lulus dari sini bukan sekadar menuntaskan studi, melainkan menamatkan satu fase kehidupan yang sarat makna.

Salah satu momen yang paling berkesan selama menjadi mahasantri adalah ketika saya dipercaya memegang beberapa amanah, seperti menjadi Wakil Ketua Asrama, Wakil Ketua Kajian Hadis, hingga Ketua SEMA. Tugas-tugas itu sama sekali tidak saya bayangkan sebelumnya, karena niat awal saya hanyalah ingin mengaji, kuliah, dan menjalani rutinitas sebagaimana biasanya. Namun, dari amanah-amanah itulah saya belajar tentang arti tanggung jawab dan pelayanan.

Selama belajar di Ma’had Aly, saya menemukan banyak sosok inspiratif. Semua dosen, dengan karakter dan keteladanan masing-masing, memberikan warna tersendiri. Mereka tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kehidupan dan keikhlasan dalam menuntut ilmu. Hidup di lingkungan asrama juga memberikan pelajaran berharga: kebersamaan, kesederhanaan, dan persaudaraan sejati. Hidup bersama teman-teman di asrama membuat saya memahami makna perjuangan dalam menuntut ilmu, susah senang dijalani bersama dengan hati yang lapang.

Untuk adik-adik tingkat, pesan saya sederhana: manfaatkan masa kuliah sebaik mungkin untuk belajar, membangun relasi, dan berorganisasi. Ketiganya tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Jangan pernah minder dengan pencapaian orang lain, karena setiap orang memiliki keistimewaan masing-masing. Fokuslah pada proses dan teruslah berkembang. Belajar di Ma’had Aly bukan hanya untuk menjadi pintar, tapi juga untuk menjadi manusia yang beradab dan mencintai ilmu dengan hati yang tulus.

Saya berharap Ma’had Aly Hasyim Asy’ari ke depan semakin maju, berjaya, dan melahirkan lebih banyak generasi ulama intelektual yang berakhlakul karimah. Semoga Ma’had Aly semakin dikenal luas, bahkan hingga kancah internasional, sebagai wujud nyata dari perjuangan Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari.

Bagi saya, jika harus menggambarkan Ma’had Aly dengan satu kata, maka kata itu adalah “menyala.” Ma’had Aly kini berada pada masa keemasannya, para mahasantri menorehkan banyak prestasi, baik di tingkat nasional maupun internasional. Semangat juang dan dedikasi seluruh civitas akademika membuat Ma’had Aly benar-benar menyala dalam cahaya ilmu, perjuangan, dan keberkahan.“Lulus di sini bukan sekadar menyelesaikan studi, tetapi menamatkan satu fase kehidupan yang penuh makna.” -Muhammad Fatkhun Ni’am

Testimoni Alumni 2025, Muhammad Fatkhun Ni’am